Siang kemarin (28/10) Pemkab Demak menggelar sholat istisqo' usai melakukan upacara peringatan hari sumpah pemuda di halaman kantor bupa...
Siang kemarin (28/10) Pemkab Demak menggelar sholat istisqo' usai melakukan upacara peringatan hari sumpah pemuda di halaman kantor bupati Demak Jl. Kyai Singkil. Meskipun peserta upacara dihadiri banyak orang dari berbagai perwakilan pihak, namun disayangkan yang ikut serta dalam sholat istisqo terlihat sedikit. Nampak tidak ada kesiapan dari yang hadir untuk sholat istisqo. Alhamdulillah meski sedikit yang sholat dan terkesan dadakan, namun kami yang berada di Kecamatan mijen merasakan berkah hujan yang lebat pada sore harinya. Sementara di wilayah demak kota hanya mendung dan sedikit gerimis, mungkin itu lebih baik karena di kota sedang ada acara pameran besar-besaran.
Nah sehubungan dengan sholat istisqo tersebut, ada hakikat istisqo yang perlu kita ketahui sebagaimana disampaikan oleh seorang kyai yang bernama Zainal Maarif asal rembang sebagai berikut: beberapa dekade, jarang sekali kita jumpai ritual Istisqo walaupun hujan telah sekian bulan macet, entah bagaimana kemudian istisqo berubah menjadi semacam penilaian dan bukti seberapa dekatnya pelaku dengan Alloh, dalam hal ini adalah Imam Sholat Istisqo. Jika setelah ritual itu usai dan turun hujan, kenaikan pangkat sang imam menjadi seorang yang mustajab doanya akan segera diperoleh, ampolppun akan lancar mengalir kepadanya, mulai dari calon perangkat desa sampai calon presiden akan sowan kepadanya meminta doa.
Tetapi sial bagi sang Imam yang setelah acara istisqo usai tidak segera turun hujan, segera ia akan turun derajat sebagai kyai yang tidak mumpuni, maka dari itu, demi menghindari kecelakaan kewibawaan para Kyai, istisqo mulai ditinggalkan.
Begitulah jika pesan dari ritual istisqo tidak lagi dipahami sebagai taubat, menggalang kebersamaan dan kesederhaan, maka permintaan hujan itu, atau sunnah Rosulillah menanggung akibat buruknya.
Bahkan setelah musim kemarau mencapai puncaknya dan kehausan melanda masyarakat, istisqo terpaksa digelar kembali, namun tetap dengan meninggalkan esensinya, yaitu taubat berjama'ah dari dosa dosa sosial, bahkan dalam pagelaran istisqo di suatu daerah dimeriahkan dengan sound system yang modern, kini istisqo berubah menjadi arena demontrasi kepada Tuhan, bukan pengakuan, permohonan dan penyerahan.
فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفاراً يرسل السماء عليكم مدراراً ويمددكم بأموال وبنين ويجعل لكم جناتٍ ويجعل لكم أنهاراً
"Dan aku katakan, mintalah ampunan Tuhanmu sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengampuni, Dialah yang menurunkan hujan dari Langit yang tercurah, dan menolongmu dengan harta benda dan keturunan, dan Dialah yang menciptakan kebun kebun untukmu dan menciptakan sungai sungai"
Korelasi antara permintaan maaf atas dosa dosa sangat jelas terjadi dengan terhenti dan tercurahnya hujan, dan sebagaimana hubungan ayat ayat yang saya fahami, bahwa musibah alam selalu terkait dengan dosa dosa sosial yang telah kehilangan daya jaganya, penggundulan huta, penambangan gunung gunung, pembakaran hutan dan lain lain adalah dosa sosial yang wajib kita taubati, minimal kita menyadari bahwa pengrusakan alam adalah dosa sosial yang mengakibatkan datangnya musibah berikut, seperti kemarau panjang, debit air yang menurun, banjir bandang dan lain lain.
Sayyidina Ibnu Mas'ud menyampaikan bagaimana sebenarnya Rosululloh mengajak ummat untuk mengakui kesalahan, bukan datang di acara istisqo dengan mengendarai mobil mewah, bersepeda motor, berpakaian mahal atau membawa kepongahan hidup, malah di kitab kitab fiqih dianjurkan agar rakyat keluar dengan membawa binatang ternak dengan berpakaian yang usang usang, lalu saya bertanya; adakah orang zaman sekarang yang masih memiliki pakaian usang?
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم متواضعاً متبذلاً متخشعاً متتضرعاً فصلى ركعتين كما يصلي في العيد
"Keluarlah Sang Rosul Shollallahu 'alaihi wa sallam dengan ketawadlu'an, kehinaan, kekhusyu'an, ndepe ndepe (gak tahu terjemah inndonesianya) kemudian sholat dua roka'at seperti sholat i,d"
Nah sehubungan dengan sholat istisqo tersebut, ada hakikat istisqo yang perlu kita ketahui sebagaimana disampaikan oleh seorang kyai yang bernama Zainal Maarif asal rembang sebagai berikut: beberapa dekade, jarang sekali kita jumpai ritual Istisqo walaupun hujan telah sekian bulan macet, entah bagaimana kemudian istisqo berubah menjadi semacam penilaian dan bukti seberapa dekatnya pelaku dengan Alloh, dalam hal ini adalah Imam Sholat Istisqo. Jika setelah ritual itu usai dan turun hujan, kenaikan pangkat sang imam menjadi seorang yang mustajab doanya akan segera diperoleh, ampolppun akan lancar mengalir kepadanya, mulai dari calon perangkat desa sampai calon presiden akan sowan kepadanya meminta doa.
Tetapi sial bagi sang Imam yang setelah acara istisqo usai tidak segera turun hujan, segera ia akan turun derajat sebagai kyai yang tidak mumpuni, maka dari itu, demi menghindari kecelakaan kewibawaan para Kyai, istisqo mulai ditinggalkan.
Begitulah jika pesan dari ritual istisqo tidak lagi dipahami sebagai taubat, menggalang kebersamaan dan kesederhaan, maka permintaan hujan itu, atau sunnah Rosulillah menanggung akibat buruknya.
Bahkan setelah musim kemarau mencapai puncaknya dan kehausan melanda masyarakat, istisqo terpaksa digelar kembali, namun tetap dengan meninggalkan esensinya, yaitu taubat berjama'ah dari dosa dosa sosial, bahkan dalam pagelaran istisqo di suatu daerah dimeriahkan dengan sound system yang modern, kini istisqo berubah menjadi arena demontrasi kepada Tuhan, bukan pengakuan, permohonan dan penyerahan.
فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفاراً يرسل السماء عليكم مدراراً ويمددكم بأموال وبنين ويجعل لكم جناتٍ ويجعل لكم أنهاراً
"Dan aku katakan, mintalah ampunan Tuhanmu sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengampuni, Dialah yang menurunkan hujan dari Langit yang tercurah, dan menolongmu dengan harta benda dan keturunan, dan Dialah yang menciptakan kebun kebun untukmu dan menciptakan sungai sungai"
Korelasi antara permintaan maaf atas dosa dosa sangat jelas terjadi dengan terhenti dan tercurahnya hujan, dan sebagaimana hubungan ayat ayat yang saya fahami, bahwa musibah alam selalu terkait dengan dosa dosa sosial yang telah kehilangan daya jaganya, penggundulan huta, penambangan gunung gunung, pembakaran hutan dan lain lain adalah dosa sosial yang wajib kita taubati, minimal kita menyadari bahwa pengrusakan alam adalah dosa sosial yang mengakibatkan datangnya musibah berikut, seperti kemarau panjang, debit air yang menurun, banjir bandang dan lain lain.
Sayyidina Ibnu Mas'ud menyampaikan bagaimana sebenarnya Rosululloh mengajak ummat untuk mengakui kesalahan, bukan datang di acara istisqo dengan mengendarai mobil mewah, bersepeda motor, berpakaian mahal atau membawa kepongahan hidup, malah di kitab kitab fiqih dianjurkan agar rakyat keluar dengan membawa binatang ternak dengan berpakaian yang usang usang, lalu saya bertanya; adakah orang zaman sekarang yang masih memiliki pakaian usang?
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم متواضعاً متبذلاً متخشعاً متتضرعاً فصلى ركعتين كما يصلي في العيد
"Keluarlah Sang Rosul Shollallahu 'alaihi wa sallam dengan ketawadlu'an, kehinaan, kekhusyu'an, ndepe ndepe (gak tahu terjemah inndonesianya) kemudian sholat dua roka'at seperti sholat i,d"
KOMENTAR