Hadirnya internet mendorong perubahan budaya di masyarakat sekaligus menjadikan internet sebagai saluran dalam menyampaikan pendapat dan be...
Hadirnya internet mendorong perubahan budaya di masyarakat sekaligus menjadikan internet sebagai saluran dalam menyampaikan pendapat dan berita. Lewat akun sosial media atau blog seseorang ingin dianggap lebih dahulu tahu, lebih cepat dalam memberitahukan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Mereka juga bebas memberikan pendapat dan membagi pengetahuan yang mereka miliki. Hal inilah yang mendorong tumbuh suburnya citizen jurnalisme.
Beberapa tahun belakangan menjamur media online independen berbasis dot com. Hal ini terjadi Sebagai tanggapan atas sikap media mainstream yang tidak mengakomodir informasi-informasi yang ada di masyarakat, baik karena alasan ketatnya aturan perusahaan media, maupun karena ada "misi" tertentu. Di satu sisi menjamurnya media independen ini menjadi kabar baik karena makin banyak informasi yang kita terima. Namun di sisi lain akuntabilitas media yang dibuat warga ini jadi dipertanyakan. Maka disinilah pengetahuan seseorang akan ilmu citizen jurnalisme sangat dibutuhkan.
[post_ads]
Tumbuhnya praktik citizen jurnalisme medorong wartawan kompas pepih nugraha menuliskan sebuah buku yang berjudul Citizen Jurnalism: Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman. Citizen Jurnalism menurut pepih diidentifikasi sebagai warga biasa yang tidak terlatih sebagai wartawan profesional namun dengan peralatan teknologi iniforasi yang dimilikinya bisa menjadi saksi mata atau sebuah peristiwa yang terjadi di sekitarnya, meliput, mencatat, mengumpulkan, menulis, dan menyiarkannya di media online karena memiliki semangat berbagi dengan pembaca.
Menurut pepih citizen jurnalism memiliki unsur-unsur antara lain: Warga biasa, Bukan wartawan profesional, Terkait fakta atau peristiwa terjadi, Memiliki kepekaan atas fakta atau peristiwa yang terjadi, Memiliki peralatan teknologi informasi, Memiliki Keingintahuan yang tinggi, Mempunyai kemampuan menulis dan melaporkan, memiliki semangat berbagi informasi dengan yang lain, memiliki blog pribadi atau blog sosial dan akrab dengan dunia onlin, menayangkan hasil liputannya di media online seperti blog atau media sosial, tidak berharap imbalan atas apa yang ditulisnya.
Buku ini menjadi kaya infomasi sebab ditulis oleh wartawan profesional sekaligus telah mempraktikan sendiri sebagai jurnalis warga yang terlepas dari "kekangan" ketatnya aturan perusahaan media. Dimana penulis mencoba menjadi jurnalis warga dengan menuangkan tulisan di blog pribadi. Penulis juga berpengalaman dalam melahirkan dan mengelola blog sosial yaitu "kompasiana". Selain ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dalam dunia jurnalistik, pepih juga banyak membawakan hasil teori dan karya pakar dunia dalam ilmu jurnalistik.
[post_ads_2]
Meskipun buku ini hanya setebal 190 halaman, namun buku ini cukup komplit menjelaskan apa yang dibutuhkan oleh seorang jurnalis warga/citizen jurnalis. Penulisannya sistematis dan ringan. Meskipun sistematis, tapi pembaca masih bisa melompat dari satu topik ke topik lainya tanpa harus membaca secara berurutan. Lebih jelasnya buku ini berisi tulisan dengan bab-bab berikut:
1. "Citizen Reportage" Bukan "Citizen Journalism" :
8. Jangan Abaikan Netiket
9. Trolling dan Flaming
10. Memahami "Journalisme" dan "Sharisme"
Warga biasa bisa berarti siapa saja. Bisa saja ibu rumah tangga, guru, pelajar, dan mahasiswa, pegawai negeri sipil, militer, dan usahawan. Terlebih lagi bagi mahasiswa yang mendalami komunikasi massa atau jurnalistik, citisen jurnalisme sudah merupakan mata kuliah tersendiri atau paling tidak kajian akademis.
[post_ads_2]
Citizen Jurnalisme tidak dimaksudkan untuk menjadikan warga biasa menjadi wartawan profesional yang dibayar oleh perusahaan media, semata-mata hadir untuk menyebarkan semangat berbagi (share) informasi sesuai minat dan bidang masing-masing orang. Dengan berbagai informasi, terjadi pertukaran pengetahuan dan pengalaman warga biasa yang tidak terbatas wilayah, ruang, dan waktu.
Buku citizen jurnalisme - karya pepih nugraha |
[post_ads]
Tumbuhnya praktik citizen jurnalisme medorong wartawan kompas pepih nugraha menuliskan sebuah buku yang berjudul Citizen Jurnalism: Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman. Citizen Jurnalism menurut pepih diidentifikasi sebagai warga biasa yang tidak terlatih sebagai wartawan profesional namun dengan peralatan teknologi iniforasi yang dimilikinya bisa menjadi saksi mata atau sebuah peristiwa yang terjadi di sekitarnya, meliput, mencatat, mengumpulkan, menulis, dan menyiarkannya di media online karena memiliki semangat berbagi dengan pembaca.
Menurut pepih citizen jurnalism memiliki unsur-unsur antara lain: Warga biasa, Bukan wartawan profesional, Terkait fakta atau peristiwa terjadi, Memiliki kepekaan atas fakta atau peristiwa yang terjadi, Memiliki peralatan teknologi informasi, Memiliki Keingintahuan yang tinggi, Mempunyai kemampuan menulis dan melaporkan, memiliki semangat berbagi informasi dengan yang lain, memiliki blog pribadi atau blog sosial dan akrab dengan dunia onlin, menayangkan hasil liputannya di media online seperti blog atau media sosial, tidak berharap imbalan atas apa yang ditulisnya.
Buku ini menjadi kaya infomasi sebab ditulis oleh wartawan profesional sekaligus telah mempraktikan sendiri sebagai jurnalis warga yang terlepas dari "kekangan" ketatnya aturan perusahaan media. Dimana penulis mencoba menjadi jurnalis warga dengan menuangkan tulisan di blog pribadi. Penulis juga berpengalaman dalam melahirkan dan mengelola blog sosial yaitu "kompasiana". Selain ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dalam dunia jurnalistik, pepih juga banyak membawakan hasil teori dan karya pakar dunia dalam ilmu jurnalistik.
[post_ads_2]
Meskipun buku ini hanya setebal 190 halaman, namun buku ini cukup komplit menjelaskan apa yang dibutuhkan oleh seorang jurnalis warga/citizen jurnalis. Penulisannya sistematis dan ringan. Meskipun sistematis, tapi pembaca masih bisa melompat dari satu topik ke topik lainya tanpa harus membaca secara berurutan. Lebih jelasnya buku ini berisi tulisan dengan bab-bab berikut:
1. "Citizen Reportage" Bukan "Citizen Journalism" :
- Perkenalan Pertama,
- Kita Semua Wartawan
- Syarat Demokrasi.
- 2. Apa itu Citizen Journalism?Drudge Melaporkan, Pangeran Harry Pun Ditarik dari Afganistan
- Pewarta Warga, Ancaman Bagi Editor?
- Percakapan adalah Berita
- Nanyi Sunyi Sebuah Batu
- Berfikir Kelas: Ibarat langit dan Comberan
- Mengais-ngais Sampah untuk Sekolah
- Mengenal Nilai-nilai Berita
- Hard News atau Soft News, Terserah...
- 5W + 1H
- Aki Jodan
8. Jangan Abaikan Netiket
9. Trolling dan Flaming
10. Memahami "Journalisme" dan "Sharisme"
- Kematian "Blogger"
- Berkunjung ke PUlauw Nguyen
- Menanti Meletusnya Revolusi Sunyi
Warga biasa bisa berarti siapa saja. Bisa saja ibu rumah tangga, guru, pelajar, dan mahasiswa, pegawai negeri sipil, militer, dan usahawan. Terlebih lagi bagi mahasiswa yang mendalami komunikasi massa atau jurnalistik, citisen jurnalisme sudah merupakan mata kuliah tersendiri atau paling tidak kajian akademis.
[post_ads_2]
Citizen Jurnalisme tidak dimaksudkan untuk menjadikan warga biasa menjadi wartawan profesional yang dibayar oleh perusahaan media, semata-mata hadir untuk menyebarkan semangat berbagi (share) informasi sesuai minat dan bidang masing-masing orang. Dengan berbagai informasi, terjadi pertukaran pengetahuan dan pengalaman warga biasa yang tidak terbatas wilayah, ruang, dan waktu.
maaf saya boleh tidak melihat bagian yang Apa itu Citizen Journalisme ?
BalasHapussaya butuh mohon bantu saya yahh